Apa itu DDos? DDoS merupakan sebuah singkatan dari Distributed Denial of Service atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai Penolakan Layanan secara terdistribusi. DDos merupakan jenis serangan yang dilakukan dengan cara membanjiri lalu lintas jaringan internet pada server, sistem, atau jaringan. Umumnya serangan ini dilakukan dengan menggunakan beberapa komputer host penyerang sampai dengan komputer target tidak bisa diakses.
DDoS merupakan serangan yang sangat populer digunakan oleh para hacker. Hal ini dikarenakan DDoS memiliki banyak jenis dan memiliki konsep yang sangat sederhana, yaitu membuat lalu lintas server berjalan dengan beban yang berat hingga tidak bisa lagi menampung koneksi dari user lain (overload). Salah satu cara dengan mengirimkan request ke server secara terus menerus dengan transaksi data yang besar.
Berhasil atau tidaknya teknik DDoS akan dipengaruhi oleh kemampuan server menampung seluruh request yang diterima dan juga kinerja firewall ketika menerima request yang mencurigakan.
Percobaan serangan DDoS setiap tahun selalu meningkat. Penggunanya tidak hanya user yang ingin mencari sensasi, bahkan digunakan dengan alasan politik, atau tindak kejahatan yang ingin mengganggu stabilitas server dan bahkan mencuri data yang ada di dalamnya.
Serangan Denial of Service (DoS) pertama kali muncul pada tahun 1996 yang dikenal dengan serangan SYN Flooding Attach untuk mengeksploitasi kelemahan protokol Transmission Control Protocol (TCP). Sejarahnya DDoS adalah versi awal dari DDoS.
Serangan ke Spamhaus pada tahun 2013 tercatat sebagai serangan DDoS terbesar sepanjang sejarah. Serangan ini mencapai puncak tertinggi 400 Gbps dan mengakibatkan Github tidak dapat diakses beberapa menit. Di tahun berikutnya terjadi serangan ke salah satu klien Cloudflare dengan kekuatan 33% lebih besar dibandingkan serangan yang dilakukan ke Spamhaus.
Selain Spamhaus dan Cloudflare, serangan ke BBC tahun 2015 juga tercatat sebagai serangan DDoS terbesar sepanjang sejarah. Dimana, serangan ini mengakibatkan hampir semua layanan BBC lumpuh. Keseluruhan domain tidak bisa diakses, bahkan layanan On-Demand dan radio juga mati.
Github juga menjadi korban serangan DDoS. Pada tahun 2015 bukan menjadi serangan terbesar yang ditujukan ke situs tersebut. Sebab pada tahun 2018 terjadi serangan yang sama dengan kekuatan hampir 3 kali lebih besar dibandingkan serangan yang terjadi sebelumnya.
Puncak serangan tertinggi yang dialami Github yaitu mencapai 1.35 Tbps transaksi data. Serangan tersebut berasal dari ribuan Autonomous System (ASN) di puluhan ribu titik akhir yang unik. Cara kerja serangan DDoS yaitu melalui internet dengan UDP secara publik. Dengan besarnya transaksi data yang terjadi, menjadikan serangan ini sebagai serangan terbesar sepanjang sejarah, mengalahkan catatan serangan terbesar sebelumnya.
Sederhananya serangan DDoS merupakan serangan yang dilakukan dengan membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data. Konsep Denial of Service ini bisa dibagi menjadi 3 tipe penggunaan, yaitu :
Jika kita kategorikan berdasarkan OSI layer, dapat kita bagi menjadi tiga, yakni :
Kategori penyerangan ini adalah mengambil semua sumber daya dari target. Target dari serangan ini adalah later dimana halaman website dieksekusi pada server dan mengirimkan respon ke HTTP request. Sangat ringan jika hanya melayani satu request. Sedangkan akan menjadi masalah jika melayani banyak request secara bersamaan apalagi jika menjalankan query database juga.
Serangan ini mengeksploitasi Transmission Control Protocol (TCP) dengan cara mengirimkan paket SYN dengan spoof alamat IP dalam jumlah yang besar. Setiap koneksi yang masuk akan ditanggapi oleh server yang menunggu proses koneksi berjalan, namun tidak pernah terjadi. Hal ini akan mengakibatkan proses yang terus berjalan pada server yang dapat menyebabkan overload.
Tujuan dari serangan DDoS ini adalah menghabiskan semua bandwidth yang tersedia antara target dengan jaringan internet. Caranya dengan membuat traffic atau lalu lintas yang sangat padat, seperti penggunaan botnet.
Tidak semua jenis yang dapat kami bahas, masih ada banyak tipe serangan DDoS yang tercatat selama ini, seperti serangan Memcached DDoS, NTP Amplification, DNS Flood, UDP Flood, dan masih banyak lainnya.
Serangan DDoS adalah teknik penyerangan yang memiliki banyak cara sederhana, seperti menggunakan virus, botnet, dan perangkat lunak yaitu RailGun.
Pada pengembangannya, serangan DDoS dilakukan dengan menggunakan bantuan kumpulan bot yang dijalankan secara bersama-sama. Bot disisipkan pada malware yang kemudian di tanam ke komputer yang terhubung ke jaringan internet.
Jumlah komputer ini bisa puluhan sampai dengan jutaan, tergantung banyaknya komputer yang telah terinfeksi malware. Semua komputer ini dinamakan dengan botnet, sedangkan satu komputer yang terinfeksi dinamakan dengan komputer zombie.
Hanya dengan menggunakan satu perintah saja, botnet langsung menjalankan perintah untuk melakukan DDoS ke komputer target dalam waktu bersamaan.
Seseorang yang berencana melakukan DDoS akan menyebarkan virus melalui file yang dibagikan ke berbagai situs yang terhubung dengan internet. Virus ini sengaja diciptakan untuk menjalankan bot melalui script yang berjalan pada sistem operasi. Bahkan beberapa virus dapat mengambil hak akses dari perangkat yang sudah mengunduh script dan dijalankan pada sistem operasi.
Saat komputer sudah terinfeksi virus DDoS, sebuah virus akan secara aktif melakukan serangan DDoS ke server atau ke alamat IP tertentu yang sudah ditentukan.
Ada berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah serangan DDoS yang membuat sistem berhenti bekerja.
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan jika website atau sistem terkena DDoS. Berikut ini kami berikan beberapa tips keamanan website yang bisa Anda coba :
DDoS adalah teknik penyerangan pada sistem yang sangat populer digunakan. Selain sederhana, dengan modifikasi strategi, DDoS bisa menjadi teknik yang sangat ampuh untuk mengganggu sistem.
Ada beberapa cara melakukan DDoS seperti menggunakan request flooding dan traffic flooding. Kedua cara ini memiliki kesamaan yaitu membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data atau request. Jika berhasil maka pengguna lain akan kesulitan untuk melakukan akses ke sistem dan bisa jadi mengakibatkan sistem rusak hingga tidak bisa diakses.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah sistem bermasalah saat diserang oleh DDoS. Memperbarui sistem operasi ke versi terbaru adalah cara mencegah DDoS menyerang melalui celah yang ada pada sistem operasi. Selain itu melakukan konfigurasi pada firewall sehingga bisa memblokir akses yang mencurigakan yang bisa terjadi akbit percobaan DDoS.
Demikian yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini, sampai jumpa di artikel selanjutnya!.