Kenali Berbagai Metode Berpikir Efektif Computational Thinking!

Computational Thinking

Metode Berpikir Efektif Computational Thinking—Halo Sobat Trikamedians! Apakah di antara kalian ada yang pernah mendengar istilah computational thinking? Istilah ini sering kali berkaitan dengan problem solving dan menjadi salah satu keahlian yang dibutuhkan dalam dunia industri modern saat ini.

Lantas, apa sebenarnya pengertian dari computational thinking ini? Mengapa metode ini harus diterapkan? Simak artikel ini dengan saksama hingga tuntas untuk mengetahui computational thinking!

Definisi Computational Thinking

Computational thinking atau pemikiran komputasional merupakan cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Salah satu caranya adalah dengan menguraikan berbagai permasalahan menjadi beberapa tahap dan bagian yang efisien dan efektif. Tindakan tersebut juga dapat diartikan sebagai suatu metode untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang disusun oleh manusia, sistem, atau keduanya. Menurut konsepnya, computational thinking memiliki empat tahap utama, yaitu:

1. Decomposition (Dekomposisi)

Tahap awal dari computational thinking adalah dekomposisi. Pada tahap ini, permasalahan diuraikan menjadi lebih kecil dan sederhana. Dengan demikian, permasalahan itu dapat diselesaikan satu persatu dan diidentifikasi penyebab kemunculannya.

2. Pattern Recognition (Pengenalan Pola)

Pada tahap kedua ini, seseorang harus berusaha mencari pola. Biasanya, dalam suatu permasalahan terdapat suatu pola tertentu untuk menyelesaikannya.

3. Abstraction (Abstraksi)

Tahap ketiga dari teknik pemecahan masalah dengan menggunakan computational thinking adalah abstraksi. Tindakan yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah menggeneralisasi dan mengidentifikasi berbagai prinsip umum yang memunculkan pola, tren dan keteraturan. Hal ini sangat penting dijalankan karena memungkinkan seseorang untuk menyusun model penyelesaian masalah dengan melihat karakteristik umum dari masalah tersebut.

4. Algorithm (Algoritma)

Tahap akhir dari computational thinking adalah algoritma. Pada tahap ini, seseorang harus bisa mengembangkan petunjuk pemecahan permasalahan yang sama secara langkah demi langkah, sehingga orang lain dapat memakai langkah atau informasi itu tersebut untuk menyelesaikan masalah yang serupa.

Karakteristik Computational Thinking

Seseorang yang memiliki keterampilan computational thinking mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:

  • Mampu menyusun dan menyelesaikan permasalahan dengan memakai perangkat komputer dan digital.
  • Mampu mengelompokkan dan menganalisis data.
  • Mampu merepresentasikan data secara abstrak dengan memakai simulasi atau model.
  • Mampu menjalankan analisis solusi dengan cara dan tahap yang efektif dan efisien.
  • Mampu menggeneralisasi penyelesaian untuk bermacam-macam masalah yang berbeda.

Kelebihan Computational Thinking

Metode computational thinking mempunyai beberapa kelebihan. Berikut ini merupakan kelebihan ketika seseorang menerapkan metode computational thinking untuk memecahkan masalah:

  • Mampu menyelesaiakan permasalahan yang rumit atau kompleks dengan cara yang efektif dan sederhana.
  • Mampu melatih pola pikir secara kreatif, logis, dan terstruktur.
  • Mampu merumuskan berbagai permasalahan dengan menguraikannya menjadi beberapa bagian kecil yang lebih mudah diselesaikan.

Penerapan Computational Thinking

Seperti yang telah disebutkan di atas, computational thinking dapat dijalankan di berbagai bidang untuk menyelesaikan permasalahan. Beberapa tahap yang harus dilakukan oleh seseorang dalam menerapkan computational thinking, yaitu:

1. Merinci Permasalahan

Tahap pertama saat menghadapi suatu masalah adalah melakukan analisis mengenai permasalahan itu. Selanjutnya, lakukanlah penjabaran permasalahan secara tepat. Terakhir, putuskanlah kriteria solusi dari permasalahan itu.

Analisis dan penjabaran dapat dijalankan dengan cara membagi permasalahan yang kompleks menjadi berbagai masalah kecil supaya lebih mudah dianalisis. Selanjutnya, kalian dapat menyusun beberapa hipotesis terkait penjabaran kemungkinan solusi untuk permasalahan itu.

2. Menentukan Algoritma yang Sistematis

Setelah tahap pertama selesai dijalankan, kalian harus mencari algoritma yang tepat. Algoritma yang dimaksud di sini dapat diartikan sebagai berbagai langkah yang tepat untuk memecahkan permasalahan menurut data.

3. Implementasi, Solusi, dan Evaluasi

Tahap terakhir adalah membuat solusi yang aktual dan melakukan evaluasi secara sistematis untuk menguji kebenaran dari hipotesi. Selanjutnya, lakukan evaluasi maupun modifikasi terhadap hipotesis, sampai tidak lagi membutuhkan modifikasi. Kalian di sini juga dapat meninjau apakah solusimu dapat digeneralisasikan dengan menggunakan proses otomatisasi.

Mengapa Computational Thinking Penting untuk Dipelajari?

Computational thinking merupakan metode pemecahan masalah yang sangatlah luas area penerapannya, tidak hanya sebatas ilmu digital saja. Metode ini juga dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan bermaam-macam permasalahan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari.

Seseorang akan berpikir secara terstruktur dengan memakai teknik ini, seperti halnya seorang software engineer menganalisis keperluan dan rencana pengembangan software.

Bagaimana cara melatih computational thinking di sekolah? Mengimplementasikan metode computational thinking adalah dengan cara memahami permasalahan, mengumpulkan seluruh data, dan mulai mencari solusi yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Selanjutnya, pada tahapan dekomposisi para siswa diajarkan untuk memecahkan suatu permasalahan yang kompleks menjadi berbagai masalah yang lebih sederhana untuk diselesaikan. Sebagai pendekatan pembelajaran, computational thinking dapat disandingkan dengan berbagai metode dan pendekatan pembelajaran lain seperti Pembelajaran Berbasis Inkuiri atau Pembelajaran Berbasis Proyek di dalam pelajaran sains.

Contoh Computational Thinking di Sekolah

Simak uraian contoh salah satu penerapan computational thinking di sekolah berikut ini!

Saat pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), siswa diajak memantau banyaknya sampah plastik yang mengakibatkan pencemaran lingkungan. Tanah di sekitarnya menjadi tidak subur dan tidak dapat ditanam berbagai tumbuhan. Lantas, bagaimana solusinya?

Tahap pertama yang dijalankan adalah dekomposisi. Ajaklah siswa untuk mencari tahu:

  1. Apa yang mengakibatkan sampah plastik menumpuk? Orang-orang sangat ketergantungan memakai plastik di kehidupan sehari-hari.
  2. Mengapa tanah menjadi tercemar? Plastik adalah jenis benda yang susah untuk diuraikan secara alamiah.

 

Pada tahap inilah siswa dapat mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ingin dicari solusinya.

Solusi pertama yang dapat dilakukan adalah dengan mencari pengganti kantong plastik dengan kemasan yang lebih ramah lingkungan, misalnya kantong kertas atau kantong yang berasal dari daun singkong.

Solusi kedua yang dapat dilakukan adalah mencari cara mengolah sampah plastik agar tidak lagi mencemari lingkungan, misalnya mendaur ulang plastik-plastik itu atau memakai alternatif lain yang lebih ramah lingkungan.

Pola yang dapat dilihat oleh seorang siswa adalah orang-orang memakai kantong plastik untuk membawa dan menyimpan barang bawaan. Orang-orang sering berbelanja memakai kantong plastik. Orang-orang suka menyimpan barang bawaan dengan memakai kantong plastik.

Tahap berikutnya adalah abstraksi. Pada tahap ini, siswa fokus kepada alternatif pengganti plastik yang lebih ramah lingkungan, misalnya mencari bahan-bahan lain yang berasal dari daun singkong.

Tahap terakhir adalah algoritma. Bagaimana tahap-tahap membuat kantong plastik dari daun singkong yang ramah lingkungan? Para siswa harus dapat menuliskan secara urutan berbagai langkah yang tepat dan rinci cara pembuatan kantong plastik dari daun singkong yang ramah lingkungan.

Penerapan computational thinking dalam pembelajaran memerlukan kreativitas dari para guru. Guru yang pintar harus pandai menyusun pelajaran, sehingga dapat lebih berarti.

Kesimpulan

Itulah uraian mengenai computational thinking, yaitu suatu metode untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang kompleks. Metode tersebut juga menjadi salah satu keahlian yang diperlukan dalam industri 4.0 saat ini. Computational thinking baik dijalankan sedini mungkin untuk mengasah berbagai keahlian dalam menyelesaikan permasalahan yang rumit sekalipun.