Pengertian viral – Perkembangan media sosial, membuat banyak content creator mulai bermunculan dan berlomba-lomba untuk membuat konten viral, sehingga kontennya dapat menarik banyak viewers atau followers. Kata viral kemudian disematkan dalam banyak jenis konten yang umumnya memiliki banyak viewers atau berada pada peringkat teratas sebagai konten paling banyak ditonton atau dicari.
Kata viral tidak hanya disematkan pada konten saja, akan tetapi juga pada tren yang penyebarannya melalui media sosial. Contohnya seperti TikTok yang menghadirkan banyak tren viral sehingga diikuti oleh pengguna TikTok lainnya. Anda tentunya tidak asing mendengar kata viral saat ini, tetapi apa sih pengertian viral yang sebenarnya? Dan bagaimana asal-usul penggunaan kata viral? Simak penjelasannya lebih lanjut dalam artikel ini.
Ketika mendengar kata viral, apa yang langsung terpikirkan dibenak Anda? Apakah konten dengan penonton banyak? Atau trend yang diikuti oleh banyak orang? Sebenarnya apa pengertian viral?
Kata viral berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah virus. Pada zaman dulu, viral menggambarkan suatu penyakit yang mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Terkadang, viral juga menyebabkan seluruh kelas menjadi sakit pada waktu bersamaan. Contohnya seperti pandemi Covid-19.
Akan tetapi, saat ini kata viral mengalami pergeseran makna. Dari yang semula virus menjadi sesuatu yang menyebar secara cepat melalui media sosial, internet ke jutaan orang secara online.
Istilah dari kata viral, sebenarnya baru mulai muncul pada tahun 2009 untuk menggambarkan sebuah video David after Dentist. Video tersebut merupakan sebuah video yang diunggah oleh seorang ayah dari anak bernama David Devore Jr.
Ia merekam reaksi sang anak terhadap anestesi usai melakukan operasi mulut. Kemudian video tersebut rupanya menarik banyak perhatian orang, sehingga menjadi bahan pembicaraan. Sejak saat itulah, istilah viral pun digunakan untuk menyebut konten yang menyebar dengan cepat dan menarik banyak minat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian viral dibagi menjadi dua yaitu viral yang artinya adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan virus dan kedua, viral yang artinya adalah penyebaran video, gambar maupun informasi atau lainnya dari satu pengguna internet pada pengguna internet yang lain.
Sementara itu, fenomena viral dapat diartikan sebagai objek atau sebuah pola yang dapat menggandakan diri atau mengubah objek lainnya menjadi salinan diri sendiri, ketika objek tersebut terpapar dengan objek lain yang dipredikatkan sebagai viral.
Fenomena viral menjadi suatu cara umum untuk menunjukan bahwa pikiran manusia, informasi serta populasi manusia bergerak maju.
Ada tiga ciri dari fenomena viral, berikut penjelasanya:
Pada umumnya suatu fenomena yang menjadi viral merupakan sebuah kejadian, berita atau gambar yang sifatnya unik serta tidak umum atau dianggap tidak biasa di tengah lingkungan masyarakat, sehingga hal tersebut dapat mudah menjadi viral dan menyita perhatian banyak masyarakat. Selain itu, fenomena-fenomena viral juga akan mendorong seseorang untuk terus membagikan fenomena tersebut dan membuatnya menjadi viral.
Tidak semua fenomena, trend atau konten viral memiliki sifat positif atau negatif. Ada beberapa fenomena viral yang memiliki sifat positif dan beberapa memiliki sifat negatif.
Contohnya beberapa tren yang muncul di kalangan anak-anak remaja untuk menghadang mobil bermuatan besar, seperti truck. Hal ini tentu saja sebuah fenomena viral yang memiliki sifat negatif, sebab dapat membahayakan supir, pengendara jalan lain dan pembuat tren tersebut.
Akan tetapi, ada pula contoh dari fenomena positif. Seperti gerakan memberi pada orang-orang yang tidak mampu. Karena fenomena tersebut, ada banyak konten kreator baru yang mengikuti atau bahkan masyarakat umum untuk saling berlomba-lomba memberi pada orang yang lebih membutuhkan.
Fenomena viral memiliki ciri yaitu fenomena yang sedang hangat dibicarakan oleh banyak orang, dikarenakan fenomena tersebut menarik untuk bahas. Fenomena viral biasanya adalah konten, berita, tren yang sedang booming, hits atau kekinian.
Video-video viral umumnya adalah video yang memiliki durasi pendek. Hal ini karena lebih dari 19% orang cenderung akan menutup video setelah 10 detik pertama, maka artinya video yang menarik dan lucu di awal akan lebih mudah viral.
Dilansir dari Kompas.com, Jonah Berger dalam Contagious: Why Things Catch On (2019) menjelaskan bahwa konten viral adalah konten yang biasanya membangkitkan emosi kuat pemirsa atau para pembacanya.
Konten atau suatu video akan lebih mungkin menjadi viral, apabila konten tersebut diunggah pada momen yang tepat. Momen yang tepat bisa jadi berkaitan dengan peristiwa terkini yang terjadi di dunia atau topik budaya pop yang mendominasi berita.
Apa saja yang terhubung dengan acara dunia, memiliki peluang lebih besar untuk menjangkau lebih banyak orang. Hal ini karena kebanyakan orang memiliki minat pada topik yang sama.
Dikutip dari Wikipedia, istilah viral pertama kali diciptakan oleh Douglas Rushkoff. Mulanya, ia menyebut virus media atau media viral dan kata tersebut digunakan untuk menjelaskan salah satu jenis kuda Troya, “orang-orang ditipu untuk meneruskan agenda tersembunyi ketika sedang meneruskan sebuah konten menarik.”
Salah satu contoh dari fenomena atau informasi viral adalah meme. Istilah meme pertama kali diciptakan oleh Richard Dawkins pada tahun 1976 dalam bukunya berjudul The Selfish Gene.
Dalam buku tersebut, dijelaskan bahwa meme adalah satuan makna budaya, seperti sebuah gagasan atau nilai yang kemudian diteruskan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Ia juga menjelaskan bahwa meme adalah pasangan budaya untuk unit keturunan fisik atau gen dan menyatakan bahwa kepercayaan adalah suatu meme, dikarenakan kepercayaan diteruskan dari satu generasi ke generasi lain.
Pada mulanya, sebelum budaya tulis saat ini dan kebanyakan masyarakat masih buta huruf, penyebaran meme kebanyakan dilakukan dari mulut ke mulut, contohnya seperti lagu rakyat, cerita rakyat dan pantun.
Kemudian, penyebaran meme tersebut terus berkembang dan terjadi pengulangan yang memberikan kesempatan bagi penyebar cerita untuk merubah cerita. Setelah penyebaran dari mulut ke mulut, media cetak kemudian hadir dan menjadi media untuk menyebarkan meme tersebut.
Ada sebuah penelitian tentang koran di Amerika Serikat pada sekitar tahun 1800-an, penelitian tersebut menemukan cerita mengenai manusia serta kabar yang dapat digunakan dan brosur yang beredar secara nasional di antara koran dengan cara saling salin dan menyalin.
Setelah munculnya media cetak, lalu muncul pula surat berantai yang disebarkan melalui surat pos selama tahun 1900-an. Legenda urban juga pertama kali dimulai dari meme yang disebarkan dari mulut ke mulut. Pemberitaan palsu adalah salah satu contoh dari kabar palsu yang menjadi konsumsi masyarakat dan mendapatkan ketenaran.
Internet kemudian memungkinkan para pengguna untuk memilih serta membagikan isi konten secara elektronik dengan lebih mudah. Dengan menggunakan internet, pengguna dapat menyebarkan meme atau konten secara baru, mudah dan cepat.
Surel atau email kemudian menjadi salah satu media penyebaran meme dan disebut sebagai surel viral. Setelah munculnya internet, kemudian muncul Photoshop yang membuat para editor semakin mudah untuk membuat aliran makro gambar dengan ungkapan teks humoris.
Jenis meme tersebut lalu dikenal sebagai meme internet. Setelah meme, YouTube hadir dan membuat konten video menjadi viral. Suatu video dapat dikatakan viral apabila video tersebut mendapatkan jumlah penayangan yang cukup besar, sebagai tanda bahwa video tersebut memiliki pemirsa yang luas.
Video viral terkadang adalah video-video amatir, tetapi ada pula video viral yang dibuat secara profesional. Terkadang, cukup sulit untuk memperkirakan gambar, video atau konten seperti apa yang akan menjadi viral dan dibagi secara luas.
Setelah itu, meme dan konten viral terus berkembang hingga memunculkan selebriti internet. Umumnya para selebriti internet ini mendapatkan banyak perhatian, meskipun konten yang diunggah dinilai tidak memiliki manfaat dan hanya mengikuti tren saja. Hal ini bisa terjadi, dikarenakan mudahnya menyebarkan konten dan hal-hal viral tidak membutuhkan nilai tertentu atau harus mengandung muatan positif.
Menjadi viral kini banyak idamkan oleh pengguna internet, karena dengan menjadi viral maka Anda akan lebih dikenal dan memungkinkan Anda untuk menjadi selebriti internet dan menarik para investor.
Selain itu, viral kini telah menjadi salah satu media marketing yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Akan tetapi, algoritma dari Google dan media sosial lain yang selalu berubah menjadikan konten viral sulit untuk ditebak dan dibuat.
Akan tetapi, ada beberapa tips yang bisa Anda coba agar konten yang Anda buat menjadi konten viral. Berikut penjelasannya.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa kebanyakan netizen hanya melihat atau membaca isi konten di awal saja. Oleh karena itu, untuk menarik minat netizen diperlukan konten dengan intro yang jelas dan singkat. Caranya adalah dengan memaparkan fakta isi konten pada awal paragraf atau intro.
Fakta tersebut kemudian dapat ditambahkan sedikit bumbu, agar dapat menarik minat netizen. Cara lainnya, Anda juga bisa menggunakan thumbnail yang menarik agar netizen penasaran dan mengklik video Anda.
URL rupanya berpengaruh untuk menarik minat baca netizen. URL yang lebih ringkas dapat menarik minat pembaca 2,5 kali lebih baik dibandingkan konten dengan tautan URL panjang atau membingungkan.
URL juga bisa dikaitkan dengan SEO, Anda bisa mencatutkan keyword yang sedang viral atau keyword yang sesuai dengan konten Anda. Agar dapat menarik minat netizen, Anda bisa menggunakan 2 hingga 3 kata pada URL.
Teknik satu ini, juga banyak digunakan oleh para blogger di Indonesia. Ada beberapa keuntungan yang dapat Anda peroleh apabila mengikuti tips satu ini, di antaranya adalah URL pendek akan memberikan kemudahan pada pembaca untuk mengetahui isi konten dengan jelas dan cepat, URL pendek lebih eye catching ketika dibagikan di sosial media, URL pendek dengan keyword akan meningkatkan kemungkinan terindeks jauh lebih baik.
Dikutip dari maxmanroe.com, dijelaskan bahwa sebuah penelitian menyebutkan sebanyak 36% artikel memiliki headline yang dilengkapi dengan angka dan headline tersebut mampu mendatangkan banyak pembaca yang lebih besar dibandingkan headline yang tidak memiliki angka.
Kemudian, dari headline dengan angka tersebut kebanyakan headline dengan judul angka ganjil memiliki nilai CTR 20% lebih tinggi dibandingkan headline dengan angka genap.
Penggunaan angka akan membuat artikel atau konten Anda terlihat lebih spesifik, sehingga akan menarik di mata pembaca. Lalu, secara psikologis, angka ganjil dianggap lebih menarik dibandingkan angka genap.
Tips lainnya agar konten yang Anda viral adalah dengan menggunakan tanda kurung. Nah apa hubungannya? Menurut penelitian lain, konten dengan judul yang memiliki tanda kurung memiliki CTR 38% lebih tinggi dibandingkan konten yang tidak memiliki tanda kurung.
Penggunaan tanda kurung, pada umumnya juga diikuti dengan informasi khusus, tambahan informasi, bentuk informasi, studi kasus dan lainnya. Karena informasi khusus tersebutlah, maka pembaca menjadi lebih tertarik karena menilai konten tersebut memiliki manfaat lebih.
Selain itu, penambahan tanda kurung dengan informasi khusus akan membuat konten Anda menjadi tampak lebih profesional. Alasan ini jugalah yang membuat konten Anda banyak dibaca dan akhirnya menjadi viral.
Jika Anda adalah seorang blogger, maka Anda tidak boleh menyepelekan penambahan gambar dengan warna dan elemen menarik lainnya. Hal ini karena penambahan elemen gambar akan meningkatkan ketertarikan pembaca sebanyak 80%.
Alasan ini pula yang membuat media sosial seperti Instagram, TikTok atau YouTube lebih digandrungi dibandingkan portal-portal berita atau blogger saat ini.
Banyak content creator menyajikan gambar yang estetik, indah, rapi, bersih, menarik dan kontennya pun mendapatkan perhatian banyak orang. Jika Anda adalah content creator di tiga platform tersebut, maka kualitas gambar dan video Anda adalah hal paling penting yang perlu Grameds perhatikan.
Netizen atau pengguna internet akan mudah membagikan suatu konten apabila pembuat konten tersebut memiliki kredibilitas yang baik. Karena tentu saja, tidak ada yang mau dicap sebagai penyebar hoax, karena membagikan konten viral sembarangan.
Cara meningkatkan kredibilitas atau menunjukan tanda bahwa Anda kredibel dalam membuat konten tersebut adalah memberikan gambar atau foto menarik. Selain itu, jangan lupa untuk menambahkan watermark atau sumber dari mana gambar tersebut didapatkan.
Selain itu, gambar yang dibagikan juga tidak sembarang, akan tetapi harus berkualitas. Kualitas yang dimaksud adalah gambar dengan resolusi tinggi, bukan gambar dengan photo stock buruk dengan watermark, sesuai dengan isi konten atau tema.
Setiap media sosial memang memiliki tombol share agar mempermudah pengguna dalam membagikan konten tersebut. Akan tetapi, tidak ada salahnya jika Anda menonjolkan ikon tersebut dengan cara memberikan tanda pada akhir video, foto atau konten.
Anda juga bisa menulis caption untuk meminta pembaca atau netizen lain membagikan konten yang sudah Anda unggah di media sosial.
Itulah penjelasan mengenai pengertian viral dan bagaimana cara membuat konten menjadi viral.