Docker vs VM dari dua teknologi ini, mana yang lebih baik? Keduanya sangatlah diperlukan untuk mengelola dan menjalankan aplikasi. Teknologi ini digunakan dalam deployment yang menyiapkan kode aplikasi untuk dijalankan pengguna akhir.
Docker menyediakan layanan yang mirip dengan Virtual Machine (VM), tetapi pada dasarnya mereka merupakan dua teknologi yang berbeda. Ada beberapa aspek yang membedakan keduanya, apa saja?
Sebelum membahas perbedaan Docker dan VM, mari ketahui dahulu pengertiannya untuk memahami teknologi ini lebih jauh. Yuk, simak!
Docker adalah perangkat lunak yang digunakan untuk membantu pengguna dalam mengembangkan, menggabungkan, menerapkan, dan menjalankan suatu aplikasi di Docker Container yang saling ketergantungan.
Docker Container mencakup kerangka kerja untuk menjalankan aplikasi secara efisien dan bebas dari bug. Adapun manfaat dari Docker Container, yaitu:
Dengan Docker, kamu pun bisa membuat visualisasi lingkungan virtual dengan mudah, lho! Aksi yang kamu jalankan di kontainer yang berjalan dalam mesin lokal akan sama dengan lingkungan ketika Docker berjalan.
Container Docker mengikat aplikasi serta independensinya yang bisa membuat aplikasi berjalan lebih mudah. Ukuran Docker Container yang cuma dalam hitungan megabyte membuat aplikasi berjalan lebih cepat dan ringan.
Virtual Machine atau VM adalah komputasi atau perangkat lunak yang membantu pengembang mengakses sistem operasi lewat mesin fisik. VM mmungkinkan satu sistem perangkat lunak bisa menjalankan banyak OS.
Dengan Virtual Machine, kamu bisa menjalankan program yang sistem operasi tidak mendukungnya. Misalnya kamu ingin install OS server baru di komputer yang sama, maka cukup menjalankan VM tanpa menghapus OS lama.
Secara prinsip kerja, Virtual Machine melakukan emulasi seluruh perangkat keras seperti CPU, kartu antarmuka jaringan, memori, pengontrol USB, dan kartu suara.
Pada intinya, Virtual Machine bisa menjalankan sistem operasi tamu dan beberapa aplikasi di lingkungan virtual. Jadi, kamu bisa mengakses banyak OS yang berbeda dalam satu komputer tanpa mengganggu sistem lain.
Adapun manfaat Virtual Machine, di antaranya:
Secara garis besar, Docker dan Virtual Machine dirancang untuk membantu setiap pengguna mengembangkan konfigurasi aplikasi yang berbeda untuk berbagai jenis arsitektur. Meski keduanya punya pendekatan yang berbeda.
Nah, sebenarnya apa saja yang membedakan kedua teknologi ini? Mari kita bahas tentang perbedaan Docker vs VM melalui penjelasan di bawah ini:
Pada dasarnya, Docker dan Virtual Machine memiliki lingkungan yang terlindungi dalam menjalankan aplikasi. Namun, keduanya punya perbedaan mendasar yang terletak dari cara memfasilitasi sebuah isolasinya.
Docker hanya melakukan virtualisasi pada lapisan aplikasi saja dan berjalan di atas sistem operasi host. Sementara VM melakukan boot sistem operasi tamunya sendiri sehingga virtualisasi sistem kernel dan palizan aplikasi.
Perbedaan mendasar lainnya, VM menggunakan OS sendiri dan tidak bergantung pada OS host yang VM jalankan. Dengan cara kerja semacam ini, Virtual Machine atau VM kompatibel dengan semua sistem operasi.
Sementara itu, Docker bisa kompatibel dengan distribusi Linux apapun. Hanya saja, kamu mungkin akan mengalami kendala saat menjalankan Docker di komputer dengan OS Windows atau Mac OS versi lama.
Docker biasanya berukuran hanya beberapa megabyte saja. Hal ini karena Docker hanya memuat file sistem dan dependensi yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi saja, sehingga boot lebih singkat dan ringan.
Sedangkan Virtual Machine memerlukan kapasitas yang besar untuk memuat sistem operasi lengkap dan semua dependensi. Oleh karena itu, VM memiliki ukuran yang lebih besar setidaknya beberapa Gigabyte.
Perbedaan Docker vs VM yang paling terasa adalah performa. Docker bisa memberikan performa yang hampir mendekati asli. Hal ini karena ukurannya ringan dan bisa memulai booting dalam beberapa milidetik saja.
Sementara Virtual Machine membutuhkan waktu beberapa menit untuk memulainya. Hal ini sama seperti halnya menyiapkan atau menyalakan mesin mandiri di dalam komputer. Jadi, performa lebih lambat dari Docker.
Docker berjalan pada sistem operasi host biasanya keamanannya cukup rentan. Begitu pula Docker Container yang memiliki kerentanan terhadap sistem keamanan, sehingga perlu kamu pertimbangkan penggunaanya.
Sebaliknya, Virtual Machine bisa melakukan boot sistem operasi sendiri dan lebih aman. Namun, perlu kamu perhatikan bahwa Virtual Machine merupakan mesin virtual yang sepenuhnya berjalan di dalam mesin lain.
Perlu diketahui, Virtual Machine memuat sistem operasi yang lengkap. Hal ini yang membuat VM sulit memindahkannya dari satu lingkungan ke lingkungan lainnya. Butuh waktu lama dan butuh banyak sumber daya.
Sementara Docker jauh lebih mudah memindahkannya karena container hanya memuat aplikasi dan dependensinya saja. Hal ini memudahkan memindahkan Docker Container dari lingkungan pengembang ke produksi.
Dari beberapa perbedaan di atas, hal ini tentunya bisa menjadi referensi buat kamu yang mencari teknologi yang cocok untuk proyek kamu. Kira-kira mana yang lebih baik antara teknologi Docker dan Virtual Machine?
Kamu mungkin akan bertanya-tanya, manakah pilihan yang lebih baik antara Docker vs VM ini? Jawabannya adalah kedua teknologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga perlu pertimbangkan hal ini.
Namun dari segi keamanan, Virtual Machine lebih aman tetapi membutuhkan lebih banyak sumber daya. Sedangkan Docker lebih efisien dan mudah digunakan tetapi tingkat keamanannya kurang daripada VM.
Pada akhirnya, keputusan kamu menggunakan VM atau Docker tergantung pada kebutuhan proyek. Namun, Kamu juga perlu pertimbangkan beberapa hal berikut sebelum memutuskan untuk memilih antara VM dan Docker:
Docker lebih cocok untuk:
Virtual Machine lebih cocok untuk:
Semua keputusan ada di tangan kamu, pastikan memilih sesuai dengan kebutuhan proyek yang kamu jalankan. Sebab, antara VM dan Docker punya perbedaan yang mempengaruhi berbagai aspek penggunaannya.