logo trikamedia white landscape

Transmitter : Pengertian, Fungsi, dan Pemrosesan

transmitter

Transmitter adalah – Saat ini, siapa masyarakat modern yang tidak mungkin mengenal yang namanya telepon genggam alias smartphoneSmartphone yang kita miliki tentunya memiliki banyak sekali kegunaan mulai dari telepon hingga mencari informasi. Namun, pernahkah kamu berpikir bahwa alat tersebut bisa mengirim dan menerima informasi padahal jaraknya sangat jauh?

Tentunya semua itu karena membutuhkan perangkat atau komponen khusus sebagai pendukungnya, salah satunya adalah transmitter. Apakah Anda mengetahui apa itu transmitter? Jika Anda masih belum tahu apa itu transmitter, maka Anda bisa simak artikel dibawah ini.

Pengertian Transmitter

Pada dasarnya, transmitter memiliki dua definisi atau pengertian yang berbeda, sehingga bisa saja membuat bingung para pencari informasi mengenai transmitter. Berikut adalah penjelasannya:

1. Definisi Transmitter Pada Komunikasi

Di dalam dunia komunikasi, transmitter merupakan suatu alat yang digunakan sebagai pemancar sinyal komunikasi seperti gelombang radio. Selain itu, dalam dunia komunikasi transmitter juga dikenal sebagai pemancar.

2. Definisi Transmitter Pada Dunia Sensor

Dalam dunia sistem kendali, transmitter ini adalah alat yang digunakan untuk menstandarkan sinyal keluaran dari transduser atau sensor, sehingga bisa diterima oleh kontroler.

Perbedaan Transmitter dengan Transduser

Banyak orang yang masih salah memahami apa itu transmitter dan transduser, Berikut adalah penjelasan lengkap keduanya:

Transduser

Transduser adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi fisik seperti suhu dan tekanan menjadi besaran listrik. Misalnya, pada suatu sensor suhu, dimana setiap pengukuran senso 1 derajat celcius, maka transduser akan mengeluarkan output 10 m Volt. Output ini nantinya akan dibaca oleh kontroler, sehingga bisa diterjemahkan menjadi nilai suhu yaitu 1ºC.

Transmitter

Transmitter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah suatu besaran listrik menjadi suatu besaran listrik dengan rentang yang dapat diterima kontroler yaitu 1-5 Volt atau 1 -20 mA.

Hal ini dikarenakan biasanya nilai output dari transduser bisa sangat tinggi, sehingga ‘output’ tersebut harus disesuaikan nilainya oleh transmitter agar bisa dibaca oleh kontroler.

Fungsi Transmitter

Transmitter ternyata menjalankan berbagai fungsi penting untuk kehidupan sehari-hari kita loh. Berikut ini adalah beberapa fungsi transmitter:

  1. Transmitter elektrik berfungsi sebagai pengirim data atau sinyal elektrik. Biasanya, transmitter model ini akan mengirimkan berbagai macam data yang dibutuhkan oleh manusia.
  2. Transmitter untuk pelengkap teknologi informasi. Jenis ini menjadi hal yang paling umum dijumpai contohnya berbagai macam komponen yang mengirimkan sinyal melalui gelombang radio atau elektromagnetik.
  3. Transmitter data yang biasanya digunakan untuk mengirimkan berbagai macam informasi berkaitan dengan kondisi Bumi seperti suhu, tingkat air laut, kelembaban cuaca hingga potensi bencana alam.
  4. Pada dunia industri, transmitter digunakan untuk mengirimkan berbagai data, seperti pengolahan minyak bumi, kepadatan bahan baku, kelistrikan, bahan menginformasikan data cairan pada produksi makanan atau minuman.
  5. Fungsi lainnya berhubungan dengan pengiriman sinyal, data dan informasi.

Pemrosesan pada Transmitter

Jika diuraikan, proses yang terjadi pada transmitter adalah sebagai berikut :

1. Input/sensor

Proses mengubah bentuk data yang dimengerti manusia menjadi bentuk sinyal listrik sebenarnya terjadi di luar transmitter, tepatnya menggunakan komponen transduser alias sensor. Sensor mengubah rangsangan dari luar, seperti suara, tekanan dan lain-lain menjadi sinyal listrik.

Pengubahan ini diperlukan karena komponen elektronik tidak mengerti data yang kita mengerti, tetapi mereka akan paham jika datanya dalam bentuk gelombang AC. Setelah diubah, nantinya transmitter akan menerima sinyal AC yang mengandung informasi yang ingin kita kirimkan.

2. Modulasi

Modulasi adalah proses mengumpulkan informasi pada sinyal carrier agar bisa dipancarkan melalui udara terbuka. Data terkait amplitudo, frekuensi dan panjang gelombang akan mengubah bentuk dari sinyal carrier ketika ditumpangkan.

Proses pengiriman informasi yang kita lakukan tak jauh berbeda seperti mengirimkan barang ke tempat tujuan. nah sinyal carrier adalah kendaraannya, jadi barang yang ingin kita kirimkan akan ditumpangkan ke kendaraan berupa sinyal carrier.

Nantinya, sinyal carrier yang berjalan di media udara untuk sampai ke penerima. Proses menaikkan barang ke mobil alias menumpangkan sinyal AC yang berisi informasi ke sinyal carrier disebut modulasi. Alat yang digunakan untuk melakukan proses ini dinamakan modulator.

3. Encoding

Encoding adalah proses yang mengubah sinyal listrik menjadi kode-kode biner (bentuk sinyal digital). Alat yang digunakan untuk melakukan proses ini adalah encoder. Sebenarnya, transmitter masih bisa berfungsi walaupun tanpa encoder.

Jika langsung di modulasi, transmitter memiliki satu port input yang artinya hanya bisa mengirimkan informasi dari satu kanal saja. Nah, pemanfaatan encoder ini bisa membuat transmitter memproses lebih dari satu sumber informasi.

Bahkan, ada juga transmitter yang tidak menerapkan proses modulasi, dimana sistem hanya mengandalkan pengkodean garis oleh encoder. Sistem seperti ini disebut dengan transmisi baseband.

4. Mixer

Mixer adalah komponen yang berfungsi untuk mencampurkan dua atau lebih input menjadi satu output. Mixer ini juga bisa diterapkan pada transmitter yang memiliki lebih dari satu sumber informasi. Jadi tidak semua transmitter harus menggunakan perangkat mixer di dalamnya.

5. Amplifier

Sinyal carrier yang dihasilkan setelah proses modulasi tadi memiliki frekuensi rendah sehingga perlu dikuatkan dulu agar bisa dipancarkan dengan baik. Penguatan akan menambah jarak tempuh dari suatu sinyal, semakin kuat sinyal semakin jauh jarak yang bisa dicapai.

Proses penguatan sendiri dilakukan menggunakan perangkat amplifier. Besarnya penguatan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan aplikasinya. Dalam perangkat amplifier bisa terdiri dari tuner, filter audio dan juga equalizer.

6. Antena Tuner

Pada bagian ini terjadi penyesuaian impedansi antara transmitter dengan antena yang digunakan. Proses ini perlu dilakukan agar proses pengiriman daya ke antena lebih optimal dan juga mencegah terjadinya standing waves. Standing waves adalah kondisi dimana daya memantul kembali dari antena ke transmitter, kondisi ini membuat proses pengiriman tidak berjalan lancar.

Prinsip Kerja Transmitter

Secara Umum

Suatu transmitter digunakan untuk mengukur tekanan 0 – 10 Kg/cm2. Selanjutnya, tekanan yang diukur transmitter tadi akan diubah dan ditransmisikan dalam  output 3-15 psi (pneumatic) atau 4-20 mA (mili ampere elektronik). Selain dalam bentuk 3-15 psi dan 4-20mA beberapa transmitter menggunakan standar 1-5vdc, 6-30 psi atau standar sinyal lainnya yang sesuai dengan receivernya.

Prinsip Kerja Transmitter Pneumatic

Transmitter pneumatic memiliki prinsip kerja mekanis. Hal ini karena transmitter ini menggunakan udara 3-15 psi sebagai output yang dikirimkan ke receiver sinyalnya. Bagian yang berperan dalam kinerja transmitter pneumatic adalah

1. Sensing element

merupakan bagan yang menerima besaran yang diukur. Transmitter bekerja dengan tekanan, maka sensing element adalah bagian yang bertugas menerima tekanan dari fluida yang diukur. Ada 2 sensing element yang dimiliki transmitter yang bekerja berdasar prinsip differential pressure yaitu high side dan sensing element low side.

Hasil yang didapat differential pressure transmitter adalah nilai yang didapat dari pengurangan tekanan pada sensing element high side dikurangi tekanan pada sensing element low side. Kemudian, tekanan ini akan diteruskan untuk menggerakan flapper yang selanjutnya akan mengatur keluaran udara output.

Contoh dari sensing element pada transmitter adalah Remote Seal Diaphragm pada pressure transmitter, thermocouple dan RTD pada temperature transmitter, Venturi tube dan Coriolis tube pada flow meter type venturi dan corioli.

2. Air Relay

Air relay atau relay udara berfungsi mengatur udara supply transmitter agar bisa dikendalikan dan dikontrol outputnya melalui flapper dan nozzle.

3. Flapper / nozzle

Flapper dan nozzle bertugas mengatur besar tekanan output transmitter. Flapper transmitter bergerak berdasarkan tekanan yang diterima transmitter dalam sebuah range tertentu. Tugas flapper adalah membuka atau menutup udara yang keluar dari nozzle sesuai besar tekanan yang diterima sensing element.

4. Span adjuster and Zero adjuster

Span dan zero adjuster digunakan untuk menentukan range suatu transmitter.Span dan zero harus di-adjust dan diset sesuai dengan range yang ditentukan melalui prosedur kalibrasi.

5. Belows

Belows adalah sebuah tabung yang bisa mengembang dan mengempis apabila terisi dengan udara instrumen. Fungsi belows adalah sebagai feedback untuk melawan gaya yang dihasilkan oleh sensing element terhadap flapper sehingga flapper tidak bergerak kebablasan.

Prinsip Kerja Transmitter Elektronik

prinsip kerja transmitter elektronik hampir sama dengan transmitter pneumatic. Bedanya untuk transmitter elektronik menggunakan prinsip kerja elektrolis sedangkan pneumatic menggunakan prinsip kerja mekanis.

Pada transmitter elektronik, kita tidak akan menemukan part-part yang ada pada pneumatic transmitter seperti air relay, flapper dan nozzle, serta belows. Pengaturan range transmitter dan zero/span adjustment dilakukan menggunakan alat yang bernama field communicator. Oleh sebab itu, proses setting range akan lebih mudah dilakukan.

Jenis-Jenis Transmitter

Berdasarkan Sinyal yang distandarkan oleh Transmitter

1. Transmitter Pneumatik

Transmitter pneumatik merupakan sinyal yang dihasilkan oleh suatu tekanan yang dinilai dengan satuan (psi)

2. Transmitter Elektrik

Transmitter elektrik merupakan suatu sinyal yang dihasilkan oleh listrik yaitu arus (ampere) dan tegangan (volt)

Berdasarkan Sinyal Sensor yang Diterima

1. Pressure Transmitter

Pressure transmitter adalah jenis transmitter yang dapat mengubah sinyal gas,cairan dan tekanan lainnya menjadi sinyal arus dan tegangan standar. Pressure transmitter akan mengirimkan hasilnya ke instrumen, sehingga seperti instrumen alarm indikasi, perekam, dan regulator untuk pengukuran, indikasi dan pengaturan proses.

Cara kerja dari transmitter ini adalah dengan mengubah tekanan mekanis menjadi sinyal listrik analog. Pengukuran tekanan didasarkan pada menangkap perubahan tegangan.

Tekanan pada pressure transmitter bertindak sebagai gaya pada diafragma, dimana sistemnya tergantung pada tekanan yang diterapkan diafragma mengembang atau menekan, dan nilai resistansi berubah sesuai dengan itu. Nilai ini ditransmisikan sebagai sinyal listrik.

2. Integrated Temperature Transmitter

Integrated temperature transmitter adalah transmitter yang umumnya terdiri dari probe suhu (termokopel atau sensor tahan panas) dan unit elektronik solid-state dua kawat.

Probe suhu dipasang di kotak persimbangan dalam modul padat untuk membentuk transmitter terintegrasi. Transmitter jenis ini ada dua jenis, yaitu thermal resistance temperature transmitter dan thermocouple temperature transmitter.

3. Capacitance Level Transmitter

Capacitance level transmitter adalah jenis trans,itter yang digunakan dan cocok dalam perusahaan industri untuk mengukur dan mengontrol proses produksi. Terutama digunakan untuk mengukur jarak jauh dan terus menerus dari tingkat cairan atau tingkat padat bubuk media konduktif dan non konduktif.

4. Liquid Level Transmitter

Liquid level transmitter adalah transmitter yang dapat diaplikasikan untuk mengukur level cair suatu cairan. Terdapat tiga jenis liquid level transmitter yang dibedakan dari metode pengukuran, pemasangan, dan juga struktur. Ketiga jenis ini yaitu floating ball level transmitter, floating buoy level transmitter dan hydrostatic pressure transmitter.

5. Antimony Electrode Acidity Transmitter

Antimony electrode acidity transmitter adalah instrumen analitik industri online, menyediakan fungsi seperti deteksi PH, pembersih otomatis, dan konversi sinyal listrik. Antimony electrode acidity transmitter adalah sistem pengukuran PH yang terdiri dari elektroda antimon dan elektroda referensi.

6. Ultrasonic Transmitter

Ultrasonic transmitter adalah jenis transmitter yang banyak digunakan di bidang pengolahan air dan limbang, seperti dirumah pompa, collecting well, tangki reaksi biokimia, dan tangki sedimentasi yang biasanya ditemui pada industri tenaga listrik dan pertambangan, seperti pada tangki slurry dan slurry batubara serta pengolahan air dan industri perminyakan.

Ultrasonic transmitter digunakan untuk mengukur level cairan, level material, saluran terbuka dan pengukuran lain dari cairan yang mengalir serta jarak. Ultrasonic transmitter dibagi menjadi dua yaitu general ultrasonic transmitter (without meter) dan yang sering digunakan adalah integrated ultrasonic transmitter.

7. Smart Transmitter

Smart transmitter adalah transmitter yang dirancang lebih pintar. Transmitter ini biasanya menggunakan mikroprosesor. Smart transmitter berbasis mikroprosesor ini memiliki memori yang bisa melakukan perhitungan, menghasilkan diagnostik dan mengungguli transmitter yang konvensional baik dalam hal akurasi dan stabilitas.

Smart transmitter juga memiliki protokol komunikasi digital yang bisa digunakan untuk membaca nilai pengukuran transmitter dan untuk mengkonfigurasi berbagai pengaturan di transmitter. Dengan begitu, menggunakan smart transmitter akan mempermudah untuk mengkonfigurasi dan mengkalibrasi.

8. Transmitter Konsentrasi Asam, Alkali dan Garam

Transmitter ini dapat mendeteksi konsentrasi dengan mengukur nilai konduktivitas larutan. Transmitter ini dapat terus menerus mendeteksi konsentrasi asam, alkali dan garam dalam larutan air untuk proses industri. Jenis transmitter ini banyak digunakan dalam pengolahan air umpan boiler, persiapan larutan kimia, perlindungan lingkungan dan proses produksi industri lainnya.

9. Conductivity Transmitter

Conductivity Transmitter merupakan jenis transmitter yang dilengkapi dengan probe untuk pengukuran di tempat. Probe ini diletakkan ke dalam cairan yang akan diukur, kemudian transmitter akan mengaktifkan tegangan antara dua elektroda di dalam probe, yang akhirnya menghasilkan hambatan listrik yang menyebabkan penurunan tegangan. Kemudian hasilnya akan dibaca oleh meteran.

10. Level Transmitter

level transmitter adalah suatu transmitter yang digunakan untuk menstandarkan nilai sinyal yang dikeluarkan oleh level sensor sehingga dapat diterima oleh kontroler. Contohnya adalah air dalam tandon, ketika level sensor mengukur ketinggian air dalam tandon, maka sinyal tersebut akan langsung “distandarkan” oleh transmitter agar dapat diterima oleh kontroler.

11. Flow Transmitter

Flow transmitter merupakan suatu transmitter yang digunakan untuk menstandarkan nilai sinyal yang dikeluarkan oleh flow sensor atau sensor aliran sehingga nantinya bisa diterima oleh kontroler.

12. Temperature Transmitter

Temperature transmitter merupakan suatu transmitter yang digunakan untuk menstandarkan nilai sinyal yang dikeluarkan oleh temperature sensor/sensor suhu sehingga dapat diterima oleh kontroler.

13. Position Transmitter

Position transmitter merupakan suatu transmitter yang digunakan untuk menstandarkan nilai sinyal yang dikeluarkan oleh position sensor atau sensor pendeteksi posisi agar sinyal tersebut dapat diterima oleh kontroler.

Nah, Anda itu dia adalah penjelasan mengenai transmitter, mulai dari pengertian, jenis dan prinsip kerjanya. Dari semua pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa transmitter adalah alat yang digunakan untuk pemancar sinyal dan menstandarkan sinyal.